Pada suatu ketika, Bodhisatta terlahir sebagai seekor kelinci. Ia
mempunyai 3 sahabat sejati yaitu seekor monyet, seekor anjing dan
seekor berang-berang. Mereka hidup dengan rukun dan damai . Diantara
mereka kelincilah yang paling bijaksana.
Mereka selalu berkumpul setiap 10 hari sekali untuk membicarakan hal-
hal yang baik. Kelinci yang bijaksana selalu menasehati
sahabat-sahabatnya dengan berkata : " Menolong yang lain, memberikan
dana, berbuat baik, berbudi luhur dan memperingati Hari-hari Suci."
Pada suatu hari, kelinci sedang melihat bulan sedang purnama lalu
berkata :"Sahabat-sahabatku yang baik, besok tepat bulan purnama.
marilah kita melaksanakan Ajaran dan berusaha untuk menjadi lebih baik
lagi. Apabila ada seseorang yang meminta sesuatu dari kita,berikanlah
apa yang kita miliki. Melaksanakan dana dengan Sila adalah perbuatan
baik yang amat mulia."
Keesokkan harinya mereka sudah mempersiapkan diri dengan baik, kelinci
sudah mempunyai rumput untuk dimakan. Berang-berang mempunyai beberapa
ekor ikan, yang ditemukan tergeletak di tanah. Monyet mempunyai sebuah
mangga manis. Anjing hutan mempunyai beberapa potongan ikan kering dan
labu.
Pada saat bulan purnama itu kelinci dengan penuh ketulusan hati
bertekad apabila ada seseorang yang datang kepadanya mencari makanan
dengan senang hati ia akan memberikan dagingnya sendiri.
Apabila ada seseorang yang mempunyai tekad suci yang amat besar di
dunia ini, maka tempat duduk Dewa Sakka, Raja para dewa, akan terasa
panas. Pada hari yang istemewa itu tempat duduk Dewa Sakka terasa panas
karena kekuatan tekad suci kelinci itu. Dewa Sakka melihat kedunia dan
ia mengerti mengapa tempat duduknya terasa panas.
Kemudian untuk menguji tekat kelinci tersebut Dewa Sakka merubah
dirinya menjadi seorang brahmana dan menghampiri mereka bertiga.
Pertama Beliau menghampiri berang-berang dan duduk di hahapan
berang-berang, berang berang lalu memberikan ikan miliknya tetapi Dewa
sakka menolak pembelian berang-berang. Kemudian Dewa Sakka menghampiri
anjing hutan dan monyet yang ingin memberikan apa yang mereka miliki
kepada Dewa Sakka, tetapi Beliau menolaknya dan mengucapkan terima
kasih. Lalu Beliau meminta sesuatu dari kelinci tersebut, sang kelinci
menyuruh teman-temannya untuk mengumpulkan ranting-ranting dan membuat
api. Dengan kesaktiannya Dewa Sakka membuat kobaran api yang menyala,
lalu sang kelinci melompat kedalam kobaran api tersebut. Keajaiban
terjadi, kelinci tersebut tidak terbakar, Dewa Sakka dengan
kesaktiannya mengambil
kelinci itu dengan tangannya sendiri dan menyelamatkan hidupnya.
Untuk mengenang pengorbanan suci kelinci itu keseluruh dunia, Dewa Sakka menggambar bentuk kelinci di bulan.
Setelah memcapai Penerangan Sempurna, Sang Buddha berkata :
"Melihat seseorang datang kepadaKU untuk mencari dana, Aku
mempersembahkan hidupKu. Dalam persembahan ini tidak ada yang
menandinginKU. Inilah penyempurnaan Dana ParamitaKu.
Dikutip dari : http://buddhaehipassiko.blogspot.com